Menurut seorang ilmuwan California, ada kemungkinan akan terjadi sebuah ‘badai dahsyat’ matahari yang mengancam kehidupan Bumi pada 2014.
Para pakar cuaca antariksa juga sependapat bahwa Bumi akan menghadapi aktivitas ledakan dahsyat yang mencapai puncak dalam dua tahun mendatang.
Belum diketahui efek apa saja yang kemungkinan akan dihadapi planet kita. Namun sejumlah ilmuwan telah menganalisis hal terburuk yang pernah terjadi akibat badai ini dari Peristiwa Carrington pada 1859 di mana hal serupa bisa saja kembali terjadi saat ini.
Pada jaman elektronik seperti sekarang ini, koneksi kita sangat tergantung pada satelit, sehingga efek dari peristiwa ini akan sangat berpengaruh--karena akan mengganggu komunikasi global serta akan dapat menghabiskan sumber daya hingga $ 2 triliun akibat kerusakannya.
Para ilmuwan takut, karena sekarang matahari kemungkinan akan memasuki ‘musim badai’dua tahun dan akan berkobar hebat.
“Kita hidup dalam kepompong maya yang membungkus Bumi. Bayangkan apa dampak dari peristiwa ini nanti,” ujar Daniel Baker, dari Laboratorium Atmosfir dan Fisika Antariksa Universitas Colorado kepada National Geographic ketika ditanya tentang adanya potensi ‘badai dahsyat matahari’.
"Bayangkan jika kota-kota besar tanpa listrik selama seminggu, sebulan, atau setahun. Kerugian bisa mencapai $ 1 hingga $ 2 triliun, dan efek ini akan dapat dirasakan selama bertahun-tahun. "
Matahari memiliki siklus badai sekitar 12 tahun, yang dikenal sebagai solar maksimum, dan periode ini menarik, karena secara umum mencapai puncak dengan serangkaian badai dahsyat.
Solar maksimum terakhir terjadi tahun 2000 yang terus berlanjut hingga satu-dua tahun kedepannya.
Badai matahari kali ini diperkirakan akan sebanding dengan Peristiwa Carrington-150 tahun lalu, di mana telah mengakibatkan stasiun telegram terbakar dan jaringannya mengalami kerusakan hebat hingga pemadaman listrik berkepanjangan.
“Matahari memiliki siklus aktivitas, seperti musim badai. Hal ini telah berhibernasi selama empat atau lima tahun, tidak mengakibatkan sesuatau yang berarti, " ujar Tom Bogdan, direktur Pusat Prakiraan Cuaca Antariksa di Boulder, Colorado.
"Kini matahari aktif kembali. Sejumlah peristiwa individual kemungkinan sangat kuat. "
Selama Peristiwa Carrington, cahaya utara terlihat hingga ke selatan seperti di Karibia, sedangkan di Amerika anda bisa membaca koran hanya dari cahaya aurora.
Pete Riley, seorang ilmuwan senior di Predictive Science, San Diego, California, mengatakan terdapat 12 persen kemungkinan adanya serangan semburan raksasa akibat badai ini.
Intensitas rendah semburan lidah api matahari dapat dilihat dalam bentuk aurora, menampilkan cahaya yang disebabkan oleh adanya tumbukan partikel bermuatan dengan atmosfir Bumi.
“Pemadaman listrik jangka panjang kemungkinan besar akan terjadi, sehingga berakibat terjadinya gangguan transportasi, komunikasi, perbankkan dan sistem keuangan serta jasa layanan pemerintah,” menurut laporan NRC, seperti yang dilaporkan pada Gizmodo.
“Peristiwa ini akan menyebabkan putusnya distribusi air, karena adanya kerusakan pompa serta akan merusak makanan dan obat-obatan karena kurangnya pendinginan.” (Erabaru/DM/sua)
Para pakar cuaca antariksa juga sependapat bahwa Bumi akan menghadapi aktivitas ledakan dahsyat yang mencapai puncak dalam dua tahun mendatang.
Belum diketahui efek apa saja yang kemungkinan akan dihadapi planet kita. Namun sejumlah ilmuwan telah menganalisis hal terburuk yang pernah terjadi akibat badai ini dari Peristiwa Carrington pada 1859 di mana hal serupa bisa saja kembali terjadi saat ini.
Pada jaman elektronik seperti sekarang ini, koneksi kita sangat tergantung pada satelit, sehingga efek dari peristiwa ini akan sangat berpengaruh--karena akan mengganggu komunikasi global serta akan dapat menghabiskan sumber daya hingga $ 2 triliun akibat kerusakannya.
Para ilmuwan takut, karena sekarang matahari kemungkinan akan memasuki ‘musim badai’dua tahun dan akan berkobar hebat.
“Kita hidup dalam kepompong maya yang membungkus Bumi. Bayangkan apa dampak dari peristiwa ini nanti,” ujar Daniel Baker, dari Laboratorium Atmosfir dan Fisika Antariksa Universitas Colorado kepada National Geographic ketika ditanya tentang adanya potensi ‘badai dahsyat matahari’.
"Bayangkan jika kota-kota besar tanpa listrik selama seminggu, sebulan, atau setahun. Kerugian bisa mencapai $ 1 hingga $ 2 triliun, dan efek ini akan dapat dirasakan selama bertahun-tahun. "
Matahari memiliki siklus badai sekitar 12 tahun, yang dikenal sebagai solar maksimum, dan periode ini menarik, karena secara umum mencapai puncak dengan serangkaian badai dahsyat.
Solar maksimum terakhir terjadi tahun 2000 yang terus berlanjut hingga satu-dua tahun kedepannya.
Badai matahari kali ini diperkirakan akan sebanding dengan Peristiwa Carrington-150 tahun lalu, di mana telah mengakibatkan stasiun telegram terbakar dan jaringannya mengalami kerusakan hebat hingga pemadaman listrik berkepanjangan.
“Matahari memiliki siklus aktivitas, seperti musim badai. Hal ini telah berhibernasi selama empat atau lima tahun, tidak mengakibatkan sesuatau yang berarti, " ujar Tom Bogdan, direktur Pusat Prakiraan Cuaca Antariksa di Boulder, Colorado.
"Kini matahari aktif kembali. Sejumlah peristiwa individual kemungkinan sangat kuat. "
Selama Peristiwa Carrington, cahaya utara terlihat hingga ke selatan seperti di Karibia, sedangkan di Amerika anda bisa membaca koran hanya dari cahaya aurora.
Pete Riley, seorang ilmuwan senior di Predictive Science, San Diego, California, mengatakan terdapat 12 persen kemungkinan adanya serangan semburan raksasa akibat badai ini.
Intensitas rendah semburan lidah api matahari dapat dilihat dalam bentuk aurora, menampilkan cahaya yang disebabkan oleh adanya tumbukan partikel bermuatan dengan atmosfir Bumi.
“Pemadaman listrik jangka panjang kemungkinan besar akan terjadi, sehingga berakibat terjadinya gangguan transportasi, komunikasi, perbankkan dan sistem keuangan serta jasa layanan pemerintah,” menurut laporan NRC, seperti yang dilaporkan pada Gizmodo.
“Peristiwa ini akan menyebabkan putusnya distribusi air, karena adanya kerusakan pompa serta akan merusak makanan dan obat-obatan karena kurangnya pendinginan.” (Erabaru/DM/sua)
Sumber: http://erabaru.net/top-news/40-news5/29659-badai-matahari-2014-ancaman-baru-bagi-kehidupan-di-bumi-